HIDUP ADALAH PERTANGGUNG JAWABAN

HIDUP ADALAH PERTANGGUNG JAWABAN BILAMANA TIDAK DI MANFAATKAN AKAN RUGI

SABAR

SABAR

Selasa, 10 Mei 2011

KEHIDUPAN.....

hidup cuma sekali.....
untuk apa kita hidup.....?
di mana kita hidup.......?
kapan kita berakhir hidup....?
ingintau jawabannya....... belajar, belajar, dan belajar kuncinya

Senin, 09 Mei 2011

10 sukses pengusaha muslim

Ayat-Ayat Sukses (Sebuah Pengalaman Berharga untuk Pengusaha Muslim)
27 Nopember 2008 | Dibaca : 13055 kali | 8 Komentar | Kategori: Sharing Pengusaha Muslim
Pelajaran Berharga dari Fotografi

Saya gemar fotografi landscape, sangking seringnya memfoto saya diberi rezeki berupa kesempatan untuk berjumpa dengan tornado yang cukup besar dan berhasil memfotonya dengan baik (walaupun takut dan tegang ndak karuan).
Dengan bangga saya pamerkan foto tornado saya tersebut ke teman2, ada beberapa yang dengan spontan menjawab "kau beruntung sekali", dalam hati saya 100% setuju dengan pernyataan tersebut, saya benar-benar beruntung, tapi karena melihat situasi saat itu juga hadir teman2 yang ‘rada pemalas’ maka saya menjawabnya dengan sedikit menyindir, saya jawab "ya saya benar-benar beruntung karena saya rajin kepantai untuk mengambil foto, seandainya saya rajin berpangku tangan dirumah mana mungkin saya bisa beruntung memfoto tornado tsb dengan hasil yang baik"

Maksud pernyataan saya tersebut adalah mungkin saja Anda punya alat fotografi canggih, namun karena jarangnya Anda keluar mengambil foto maka :

- Kesempatan Anda untuk menemukan momen2 istimewa menjadi lebih kecil daripada jika Anda sering keluar mengambil foto.

- Karena jarangnya praktek, maka saat ada kejadian istimewa tsb mungkin Anda begitu tegang sehingga tidak ada satupun foto yang bagus baik dari sisi teknis dan kualitas gambar.

- Karena kurangnya motivasi dan ambisi maka bisa jadi Anda lari saat kejadian tersebut berlangsung, bukannya mengambil kamera, mengatur setting dengan baik dan mengambil foto dengan tenang.

Nah contoh pengalaman diatas sama dengan yang kita alami sebagai pengusaha, penuh dengan faktor usaha, motivasi, pengalaman, ketegangan dan faktor keberuntungan.

Usaha yang Bertemu dengan Peluang

Sekitar 13 tahun yang lalu seorang teman berbagi ilmu dengan saya, bahwa di suatu buku ‘barat’ ditulis bahwa keberuntungan adalah "USAHA yang bertemu dengan PELUANG", artinya timing dan momen-nya pas, ketemu di suatu titik, artinya jika tidak usaha maka pasti peluang tsb tidak akan ditemukan, tapi jika memang nasib tidak bagus maka sehebat apapun usahanya maka peluang tersebut tidak akan ketemu.

Nah dari perjalanan hidup kita sebagai pengusaha muslim dapat kita simpulkan bahwa berhasil tidaknya dan seberapa cepat kita bisa ketemu dengan peluang (setelah kita berusaha dengan sungguh-sungguh) adalah murni peran Yang Maha Kuasa Allah Ta’ala, yaitu apakah kita dimudahkan untuk bertemu dengan peluang tersebut atau tidak. Sehingga akhirnya dapat dinyatakan kita beruntung.

Meskipun harus diakui bahwa usaha (ikhtiar) kita pun tidak luput dari kekuasaan Allah Ta’ala, karena kalau kita diciptakan sebagai manusia idiot tentu saya tidak dapat menulis artikel ini dan Anda tentu tidak akan membacanya, atau jari2 saya dibuat kaku dan mata Anda dibuat rabun….

Orang Bodoh dan Orang Pintar

Lagi-lagi seorang teman menasehati saya dan beruntung saya punya teman yang senang memberi nasehat, bahwa dia pernah mendengar dari seorang pengusaha disuatu seminar bahwa "Orang bodoh dikalahkan oleh orang pintar, orang pintar dikalahkan oleh orang curang, orang curang dikalahkan oleh …." setelah kutunggu-tunggu ternyata jawabannya adalah "… dikalahkan oleh orang yang beruntung", karena ada saja jalan keluar untuk selamat dari kejahatan orang yang curang tsb.

Namun bagaimana caranya agar jadi orang beruntung ? pengusaha tersebut menjawab yaitu dengan berbuat baik kepada manusia maka nanti yang dilangit akan baik kepadamu.

Saya terus penasaran, karena jawaban tersebut rasanya pernah saya dengar dalam Al-Quran atau Hadist, sehingga segera saya membuka program Al-Quran di komputer, mencari kata ‘beruntung’ ternyata keluar banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan cara agar kita beruntung, atau cari kata ‘rugi’, dst… (Silahkan Anda lakukan dan temukan "ayat2 sukses" tersebut).

Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (QS. 2:16)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 3:130)

Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 7:69)

Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 7:157)

Sesungguhnya tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa. (QS. 10:17)

Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (QS. 12:23)

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (QS. 23:1)

Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (QS. 23:117)

Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. 24:31)

Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS. 28:82)

Dst….

Demikian juga dengan Hadist-hadist yang terkait dengan masalah ini ternyata banyak sekali :

"Orang yang pengasih akan di kasihi Dzat yang Maha Pengasih, kasihilah yang di bumi, maka yang di langit akan mengasihimu." HR. Tirmidzi

"Allah ta’ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong sesamanya." HR. Muslim

"Barang siapa menolong saudaranya yang membutuhkan maka Allah ta’ala akan menolongnya." HR. Muslim

"Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat." HR. Muslim

"Barang siapa yang tidak menaruh belas kasihan terhadap sesamanya, maka Allah ta’ala tidak akan mengasihinya." HR. Muslim

"Barang siapa yang mampu memberikan kemanfaatan kepada saudaranya hendaklah ia lakukan." HR. Muslim

"Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?" HR. Bukhari

"Barangsiapa yang suka rezkinya akan diluaskan dan diakhirkan ajalnya maka hendaklah menyambung tali persaudaraan." HR. Al-Bukhari dan Muslim

"Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian." Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dll.

Cerita Pengemis

Suatu hari saat saya masih bermukim di bandung sekitar tahun 1995, ketika itu mobil yang saya kemudikan sedang antri di trafic light dimana mobil saya berada diurutan ke lima dibelakang 4 mobil mewah, seorang pengemis bergerak dari satu mobil ke mobil yang lainnya menjulurkan tangannya, tidak satupun pengemudi mobil-mobil tersebut memberikan uang, saya tidak tega melihatnya dan segera menyiapkan uang untuk sang pengemis, tapi apa yang terjadi adalah setelah melewati mobil ke 4 dia malah kembali ke trafic light dan mengabaikan mobil saya (yang waktu itu masih daihatsu espass).

Saya merenung didalam hati, mungkin karena mobil saya espass, maka ia menganggap percuma saja menuju ketempat saya, sedangkan pengemudi 4 mobil mewah yang ada didepan saja tidak memberi apa-apa, apalagi pengemudi espass (padahal boleh jadi pengemudi 4 mobil mewah tersebut adalah supir, sedangkan pengemudi espass ini adalah pengusaha).

Lantas yang salah siapa disini jika dia tidak mendapatkan uang ? apakah Allah Ta’ala memang tidak mau memberi rezeki kepada dia atau usaha dia yang kurang ? tinggal satu mobil lagi belum dicoba tapi dia sudah berputus asa.

Kejadian tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga buat saya saat itu hingga sekarang ini, bahwa sebelum kita menyatakan ini sudah takdir Tuhan, maka alangkah baiknya jika kita benar-benar berusaha semaksimal mungkin yang terbaik yang bisa kita lakukan, jangan sampai ada kesempatan/peluang yang terlewatkan.

Kesimpulan

Sebagai pengusaha muslim kita dituntut ‘berusaha’ sungguh-sungguh, terus belajar dan cerdas, namun apakah mungkin rezeki bisa kita peroleh jika Allah Ta’ala murka (tidak ridho) terhadap kita ? sedangkan Ia adalah pemilik perbendaharaan alam semesta ini ? tentulah sangat naif jika kita bekerja banting tulang ingin memperoleh rezeki dibumi milikNya menggunakan tubuh yang diberikanNya namun dengan cara yang dimurkaiNya, selalu bermaksiat kepadaNya dan tidak perduli kepada hamba-hambaNya yang lemah, apakah mungkin ? ataukah sebaliknya, rezeki yang diperoleh justru melimpah tapi tidak berkah ? malah menjadi musibah ? istri selingkuh, anak durhaka, dll.

"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkanNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rizki dari arah yg tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya." QS. Ath-Thalaq: 2-3 (Tafsir Ibnu Katsir)

"Sesungguhnya Allah berfirman, ‘wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yg ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak niscaya Aku penuhi tanganmu dgn kesibukan & tidak Aku penuhi kebutuhanmu". HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dll.

Fadil Basymeleh

PT Zahir Internasional
Pengusaha Sukses Dunia dan Akhirat, Mungkinkah?
12 Nopember 2010 | Dibaca : 7077 kali | 2 Komentar | Kategori: Nasehat untuk Pedagang dan Pengusaha
بسم الله الرحمن الرحيم
Dunia usaha dan bisnis yang sukses sering diidentikkan dengan gaya hidup mewah, glamor, cinta dunia yang berlebihan, dan ambisi yang tidak pernah puas untuk terus mengejar harta. Bahkan, sebagian dari para ulama menyifati dunia bisnis sebagai urusan dunia yang paling besar pengaruh buruknya dalam menyibukkan dan melalaikan manusia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. [1]
Hal ini dikarenakan bisnis yang sukses akan mendatangkan keuntungan harta yang berlimpah, yang tentu saja ini merupakan ancaman fitnah (kerusakan) besar bagi seorang hamba yang tidak memiliki benteng iman yang kokoh untuk menghadapi dan menangkal fitnah tersebut.
Bahkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam secara khusus memperingatkan umat beliau dari besarnya bahaya fitnah harta dan kedudukan duniawi dalam merusak agama dan keimanan seseorang dalam sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِه
"Tidaklah dua ekor serigalaِ kelaparan yang dilepaskan kepada kambing lebih besar kerusakan (bahaya)nya terhadap kambing tersebut, dibandingkan dengan (sifat) rakus seorang manusia terhadap harta dan kedudukan (dalam merusak/membahayakan) agamanya."[2]
Timbulnya kerusakan ini dikarenakan kerakusan terhadap harta dan kedudukan akan memacu seseorang untuk terus mengejar dunia dan menjerumuskannya kepada hal-hal yang merusak agamanya, karena umumnya, sifat inilah yang membangkitkan dalam diri seseorang sifat sombong dan selalu berbuat kerusakan di muka bumi, yang sangat tercela dalam agama.[3] Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
"Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan (maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Qashash: 83)
Kenyataan inilah yang seharusnya menjadikan seorang muslim yang menghendaki kebaikan dan keselamatan dirinya, utamanya kalangan yang menggeluti dunia usaha dan bisnis, untuk selalu waspada dan introspeksi diri, serta tidak terlalu percaya diri (bersandar kepada kemampuan diri) dalam hal ini, dengan merasa imannya kuat dan aman dari kemungkinan terjerumus ke dalam fitnah tersebut. Cukuplah sikap percaya diri yang berlebihan seperti ini menjadi bukti rapuhnya keimanan dalam hati dan pertanda jauhnya taufik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada hamba tersebut!!
Imam Ibnul Qayyim berkata, "Al-‘Arifun (orang-orang yang memiliki pengetahuan yang dalam tentang Allah dan agama-Nya) telah bersepakat (mengatakan) bahwa (arti) taufik itu adalah dengan Allah tidak menyandarkan (urusan) kita kepada diri kita sendiri, dan (sebaliknya arti) al-khidzlan (berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari hamba) adalah dengan Allah membiarkan diri kita (bersandar) kepada diri kita sendiri (tidak bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala)...”[4]
Inilah makna doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang terkenal dan termasuk doa yang dianjurkan untuk dibaca pada waktu pagi dan petang, “…(Ya Allah,) jadikanlah baik semua urusanku dan janganlah Engkau membiarkan aku bersandar kepada diriku sendiri (meskipun cuma) sekejap mata.”[5]
Tidakkah orang yang beriman mengkhawatirkan dirinya akan kemungkinan ditimpa kerusakan dalam agama dan imannya sebagai akibat dari fitnah harta. Padahal, hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala yang paling sempurna imannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mengkhawatirkan hal ini menimpa umatnya, sebagaimana doa beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
ولا تَجْعَلْ مُصيبَتَنَا في دِيْنِنا ، ولا تَجْعَلِ الدُّنْيا أَكْبَرَ همِّنا
"(Ya Allah) janganlah Engkau jadikan malapetaka (kerusakan) yang menimpa kami dalam agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia (harta dan kedudukan[6]) sebagai target utama kami."[7]
Fitnah harta dan dunia
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta.”
Maksudnya: menyibukkan diri dengan harta secara berlebihan adalah fitnah (yang merusak agama seseorang) karena harta dapat melalaikan pikiran manusia dari melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan membuatnya lupa kepada akhirat, sebagaimana firman-Nya,
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun:15)[8]
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka."[9]
Arti sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam "… sehingga dunia itu membinasakan kalian" adalah dunia menjerumuskan kalian ke dalam (jurang) kebinasaan disebabkan oleh persaingan yang tidak sehat untuk mendapatkannya, kecintaan yang berlebihan terhadapnya, dan kesibukan dalam mengejarnya, sehingga melalaikan dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan balasan di akhirat.[10]
Dalam hadits ini terdapat nasihat berharga bagi orang yang dibukakan baginya pintu-pintu harta, yaitu agar hendaknya dia bersikap waspada dari keburukan fitnah dan kerusakan harta, dengan tidak berlebihan dalam mencintainya dan terlalu berambisi dalam berlomba-lomba mengejarnya.[11]
Kerusakan lain yang ditimbulkan dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta adalah sifat tamak/rakus dan ambisi untuk mengejar dunia, karena secara tabiat asal, nafsu manusia tidak akan pernah merasa puas/cukup dengan harta dan kemewahan dunia yang dimilikinya, bagaimanapun berlimpahnya,[12] kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan hal ini dalam sabda beliau, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga.”[13]
Sifat rakus inilah yang akan terus memacunya untuk mengejar harta dan mengumpulkannya siang dan malam, dengan mengorbankan apa pun untuk tujuan tersebut. Akibatnya, tenaga dan pikirannya akan terus terkuras untuk mengejar ambisi tersebut, dan ini merupakan kerusakan sekaligus siksaan besar bagi dirinya di dunia.
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah berkata, “Orang yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (kerusakan dan penderitaan): kekalutan (pikiran) yang tidak pernah hilang, keletihan yang berkepanjangan, dan penyesalan yang tiada akhirnya.[14]
Dalam hal ini, salah seorang ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam penderitaan.”[15]
Memanfaatkan harta untuk meraih ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
Perlu dicamkan di sini, bahwa ayat-ayat al-Qur-an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang berisi celaan terhadap harta dan dunia, bukanlah memaksudkan bahwa celaan terhadap zat harta dan dunia itu sendiri, tetapi maksudnya adalah kecintaan yang berlebihan terhadapnya sehingga melalaikan manusia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tidak menunaikan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala padanya,[16] sebagaimana firman-Nya,
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34)
Imam Ibnu Muflih Al-Maqdisi berkata, "Dunia (harta) tidaklah dilarang (dicela) pada zatnya, tetapi karena (dikhawatirkan) harta itu menghalangi (manusia) untuk mencapai (ridha) Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana kemiskinan tidaklah dituntut (dipuji) pada zatnya, tetapi karena kemiskinan itu (umumnya) tidak menghalangi dan menyibukkan (manusia) dari (beribadah kepada) Allah. Betapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak menyibukkannya dari (beribadah kepada) Allah Subhanahu wa Ta'ala, seperti Nabi Sulaiman 'alaihis salam. Demikian pula (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) 'Utsman (bin 'Affan) radhiyallahu 'anhu dan 'Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu. Serta, betapa banyak orang miskin yang kemiskinannya (justru) melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya..."[17]
Bahkan, banyak ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berisi pujian terhadap orang yang memiliki harta dan menggunakannya untuk mencapai ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala, di antaranya:
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual-beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan), yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang." (QS. An-Nur: 37)
Imam Ibnu Katsir berkata, “Mereka adalah orang-orang yang tidak disibukkan/dilalaikan oleh harta benda dan perhiasan dunia, serta kesenangan berjual-beli (berbisnis) dan meraih keuntungan (besar) dari mengingat (beribadah) kepada Rabb mereka (Allah Subhanahu wa Ta'ala) Yang Maha Menciptakan dan Melimpahkan rezeki kepada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang mengetahui (meyakini) bahwa (balasan kebaikan) di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah lebih baik dan lebih utama daripada harta benda yang ada di tangan mereka, karena sesuatu yang ada di tangan mereka akan habis/musnah sedangkan balasan di sisi Allah adalah kekal abadi.”[18]
Imam Al-Qurthubi berkata, "Dianjurkan bagi seorang pedagang (pengusaha) untuk tidak disibukkan/dilalaikan dengan perniagaan (usaha)nya dari menunaikan kewajiban-kewajibannya. Oleh karenanya, ketika tiba waktu shalat fardhu, hendaknya dia (segera) meninggalkan perniagaannya (untuk menunaikan shalat), agar dia termasuk ke dalam golongan orang-orang (yang dipuji Allah Subhanahu wa Ta'ala) dalam ayat ini."[19]
2. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Tidak ada hasad/iri[20] (yang terpuji) kecuali kepada dua orang: (yang pertama adalah) orang yang Allah anugerahkan kepadanya harta lalu dia menginfakkan hartanya di (jalan) yang benar (di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala), dan (yang kedua adalah) orang yang Allah anugerahkan kepadanya ilmu lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya (kepada orang lain)."[21]
3. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Ibuku (Ummu Sulaim radhiyallahu 'anha) pernah berkata, '(Wahai Rasulullah), berdoalah kepada Allah untuk (kebaikan) pelayan kecilmu ini (Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu).'” Anas berkata, “Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun berdoa (meminta kepada Allah) segala kebaikan untukku, dan doa kebaikan untukku yang terakhir beliau ucapkan, 'Ya Allah, perbanyaklah harta dan keturunannya, serta berkahilah harta dan keturunan yang Engkau berikan kepadanya.'” Anas berkata, “Demi Allah, sungguh aku memiliki harta yang sangat banyak, dan sungguh anak dan cucuku saat ini (berjumlah) lebih dari seratus orang.”[22]
Hadits ini menunjukkan keutamaan memiliki banyak harta dan keturunan yang diberkahi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak melalaikan manusia dari ketaatan kepada-Nya,[23] karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mungkin mendoakan keburukan untuk sahabatnya, dan Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu sendiri menyebutkan ini sebagai doa kebaikan. Oleh karena itulah, Imam An-Nawawi mencantumkan hadits ini dalam bab “Keutamaan Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu”.[24]
4. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Orang-orang miskin (dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) pernah datang menemui beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu mereka berkata, "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, orang-orang (kaya) yang memiliki harta yang berlimpah bisa mendapatkan pahala (dari harta mereka), kedudukan yang tinggi (di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala), dan kenikmatan yang abadi (di surga), karena mereka melaksanakan shalat seperti kami melaksanakan shalat dan mereka juga berpuasa seperti kami berpuasa, tetapi mereka memiliki kelebihan harta yang mereka gunakan untuk menunaikan ibadah haji, umrah, jihad, dan sedekah, sedangkan kami tidak memiliki harta.…" Dalam riwayat Imam Muslim, di akhir hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Itu adalah karunia (dari) Allah yang diberikan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya."[25]
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengingkari ucapan para sahabat tersebut tentang pahala dan keutamaan besar yang diraih oleh orang-orang kaya pemilik harta yang menginfakkannya di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahkan di akhir hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memuji perbuatan mereka. Oleh karena itu, Imam Ibnu Hajar --ketika menjelaskan hadits ini-- berkata, "Dalam hadits ini (terdapat dalil yang menunjukkan) lebih utamanya orang kaya yang menunaikan hak-hak (Allah Subhanahu wa Ta'ala) pada (harta) kekayaannya dibandingkan orang miskin, karena berinfak di jalan Allah (seperti yang disebutkan dalam hadits di atas) hanya bisa dilakukan oleh orang kaya."[26]
Antara kaya dan miskin
Siapakah yang lebih utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala: orang kaya yang bersyukur dengan kekayaannya atau orang miskin yang bersabar dengan kemiskinannya?
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, ada yang lebih mengutamakan orang kaya yang bersyukur dan ada yang lebih mengutamakan orang miskin yang bersabar. Kedua pendapat ini juga dinukil dari ucapan Imam Ahmad bin Hambal.[27]
Kedua pendapat ini masing-masing memiliki berbagai argumentasi dari Al-Quran dan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang sama kuatnya, sehingga para ulama ahli tahqiq (yang terkenal dengan ketelitian dalam berpendapat) tidak menguatkan salah satu di antara dua pendapat tersebut, tetapi mereka memilih pendapat yang menggabungkan keduanya, yaitu: yang lebih utama di antara keduanya adalah yang paling besar ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, berdasarkan keumuman makna firman-Nya,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu." (QS. Al-Hujurat: 13)
Maka, orang kaya yang lebih besar rasa syukurnya lebih utama dibanding orang miskin yang lebih sedikit kesabarannya dan sebaliknya.
Pendapat inilah yang dipilih oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah dan dua murid beliau, yaitu Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah[28] dan Ibnu Muflih Al-Maqdisi[29].
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan kebanyakan (ulama) zaman sekarang tentang siapakah yang lebih utama: orang kaya yang bersyukur atau orang miskin yang bersabar. Sebagian dari para ulama dan ahli ibadah menguatkan pendapat pertama (orang kaya yang bersyukur lebih utama), sementara ulama dan ahli ibadah yang lain menguatkan pendapat kedua (orang miskin yang bersabar lebih utama). Kedua pendapat ini (juga) dinukil dari Imam Ahmad.
Adapun para shahabat dan tabi'in radhiyallahu 'anhum, maka tidak ada satu pun nukilan dari mereka (tentang) keutamaan salah satu dari dua golongan tersebut dibanding yang lain.
Sekelompok ulama lainnya berkata, "Masing-masing dari keduanya tidak ada yang lebih utama dibanding yang lain kecuali dengan ketakwaan. Maka, yang paling kuat iman dan ketakwaannya itulah yang paling utama. Kalau iman dan ketakwaan keduanya sama maka keutamaan keduanya pun sama.”
Inilah pendapat yang paling benar, karena dalil-dalil dari Al-Qur-an dan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan (bahwa) keutamaan (manusia di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dicapai) dengan keimanan dan ketakwaan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا
"Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu (keadaan) keduanya." (QS. An-Nisa': 135)
Di antara para Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum yang terdahulu dan pertama (masuk Islam), ada orang-orang kaya yang keutamaannya (di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala) lebih besar dibandingkan kebanyakan orang-orang miskin (setelah mereka), sebagaimana di antara mereka ada orang-orang miskin yang keutamaannya (di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala) lebih besar dibandingkan kebanyakan orang-orang kaya (setelah mereka).
Orang-orang yang sempurna (keimanan dan ketakwaannya) mampu menegakkan dua sifat agung tersebut (syukur dan sabar) secara sempurna (dalam semua kondisi), seperti gambaran yang ada pada diri Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pada diri (dua shahabat) Abu Bakar radhiyallahu 'anhu dan ‘Umar radhiyallahu 'anhu.
Akan tetapi, terkadang seseorang lebih baik baginya (dalam keimanan) jika diberi kemiskinan, sementara orang lain lebih baik baginya jika mendapatkan kekayaan, sebagaimana kesehatan lebih baik bagi sebagian manusia dan penyakit lebih baik bagi yang lain...”[30]
Teladan sempurna dari ulama salaf
Para ulama salaf adalah sebaik-baik teladan dalam semua kebaikan dan keutamaan dalam agama ini, tidak terkecuali dalam memanfaatkan harta dan kekayaan untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di antara para ulama salaf yang terkenal dengan sifat ini adalah:
Pertama, shahabat yang mulia, 'Utsman bin 'Affan bin Abil 'Ash Al-Umawi radhiyallahu 'anhu (wafat tahun 35 H), salah seorang dari Al-Khulafa Ar-Rasyidin dan sepuluh orang shahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau radhiyallahu 'anhu sangat terkenal dengan kekayaan dan kedermawanan.
Beliaulah yang membeli sumur Rumah dari pemiliknya yang seorang Yahudi, untuk air minum bagi kaum muslimin, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjanjikan bagi beliau balasan air minum di surga kelak.
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ingin memperluas Mesjid Nabawi, 'Utsman radhiyallahu 'anhu menyumbangkan hartanya untuk membeli tanah perluasan mesjid tersebut.
Beliau juga yang membiayai persiapan jihad pasukan Al-'Usrah dalam perang Tabuk, yaitu sebanyak 950 ekor unta dan 50 ekor kuda. Sehingga setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda berkali-kali, "Tidak akan merugikan 'Utsman apa (pun) yang dilakukannya setelah hari ini."[31],[32]
Kedua, shahabat yang mulia, 'Abdurrahman bin 'Auf Al-Qurasyi radhiyallahu 'anhu (wafat tahun 32 H), salah seorang dari sepuluh shahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan juga merupakan shahabat yang sangat terkenal dengan kekayaan dan kedermawanan.
Imam Az-Zuhri berkata, "Di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Abdurrahman bin 'Auf pernah bersedekah dengan separuh dari harta beliau (yaitu sebesar) empat ribu dinar, lalu beliau bersedekah (lagi) dengan (harta sebesar) empat puluh ribu dinar. Kemudian beliau menanggung (biaya seharga) lima ratus ekor kuda (untuk keperluan berjihad) di jalan Allah. Setelah itu, beliau menanggung (biaya seharga) lima ratus ekor unta (untuk keperluan berjihad) di jalan Allah. Sebagian besar hasil kekayaan beliau (diperolehnya) dari (usaha) perniagan.[33]
Ketiga, 'Ali bin Husein bin 'Ali bin Abi Thalib Al-Hasyimi Al-Madani (wafat tahun 94 H),[34] putra dari cucu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang terkenal, Husein bin 'Ali radhiyallahu 'anhu dan Imam besar dari kalangan Tabi’in (murid para shahabat radhiyallahu 'anhum), serta sangat terpercaya dan teliti dalam meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.[35] Beliau sangat terkenal dengan ketekunan beribadah sehingga digelari sebagai zainul 'abidin (perhiasan bagi para ahli ibadah).[36]
Termasuk amal ibadah agung yang sering beliau lakukan adalah banyak bersedekah untuk orang-orang miskin penduduk Madinah, sehingga sewaktu beliau wafat dan jenazah beliau dimandikan, terlihat di punggung beliau bekas-bekas berwarna hitam pada kulit beliau, karena semasa hidupnya beliau sering memikul karung berisi tepung (makanan) untuk disedekahkan kepada orang-orang miskin, di malam hari secara sembunyi-sembunyi.[37]
Bahkan, semasa hidupnya beliau menanggung biaya seratus keluarga miskin di Madinah. Sampai-sampai, orang menyangka beliau kikir dan suka menimbun harta, karena beliau selalu menyembunyikan sedekah beliau.[38]
Keempat, Yunus bin 'Ubaid bin Dinar Al-Bashri (wafat tahun 139 H)[39], imam panutan yang sangat terpercaya dan teliti dalam meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, serta sangat wara’ (hati-hati dalam masalah halal dan haram).[40]
Beliau adalah seorang pedagang kain yang sangat jujur dan selalu menjelaskan cacat barang dagangan beliau sebelum terjadi jual beli[41]. Bahkan, karena kejujurannya, beliau pernah mengembalikan uang seorang pembeli yang membeli kain beliau dengan harga yang lebih tinggi, karena waktu itu yang menjualnya adalah keponakan beliau.[42] Bagitu pula sebaliknya, jika beliau membeli barang dari seseorang, maka beliau akan membayarnya dengan harga yang sesuai, meskipun orang tersebut pada awalnya menawarkannya dengan harga yang lebih murah.[43]
Diriwayatkan dalam biografi beliau, bahwa suatu saat harga kain di suatu daerah dekat Bashrah naik menjadi lebih mahal, yang mana sesuai kebiasaan, jika daerah tersebut harga kainnya naik maka harga kain di Bashrah pun nantinya ikut naik. Mengetahui hal itu, Yunus bin 'Ubaid segera membeli sejumlah besar kain kepada pedagang kain lainnya dengan harga pasaran biasa. Setelah selesai membeli barang tersebut, beliau bertanya kepada penjual tersebut, “Apakah engkau mengetahui bahwa harga kain naik di daerah anu?” Penjual tersebut menjawab, “Tidak, kalau saja aku tau tentu aku tidak akan menjualnya kepadamu.” Maka Yunus bin 'Ubaid berkata, “(Kalau begitu) kembalikan uangku padamu dan aku akan kembalikan barangmu.”[44]
Kelima, 'Abdurrahman bin Aban bin 'Utsman bin 'Affan Al-Umawi Al-Madani, cucu shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia, 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu, imam besar dari kalangan atba’ut tabi’in (murid para tabi’in), ahli ibadah dan terpercaya dalam meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.[45]
Musa bin Muhammad At-Taimi memuji beliau dengan mengatakan, "Aku tidak pernah melihat (seorang lelaki) yang lebih banyak menghimpun agama, kerajaan (kekuasaan), dan kemuliaan (nasab) melebihi 'Abdurrahman bin Aban.[46]
Beliau pernah membeli satu keluarga budak, kemudian memberikan pakaian untuk mereka semua, setelah itu beliau berkata kepada mereka, "Kalian (semua) aku bebaskan karena (mengharapkan) wajah Allah. Aku menjadikan kalian sebagai (salah satu sebab) penolongku (menghadapi dasyatnya) sakaratul maut."[47]
Beliau sangat rajin beribadah, sehingga 'Ali bin 'Abdullah bin 'Abbas mengagumi dan meneladani beliau dalam kebaikan.[48]
Keenam, Abdullah bin Al-Mubarak Al-Marwazi (wafat tahun 181 H)[49], imam besar yang ternama dari kalangan atba’ut tabi’in yang sangat terpercaya dan teliti dalam meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Imam Ibnu Hajar berkata, “Beliau adalah seorang yang terpercaya lagi sangat teliti (dalam meriwayatkan hadits), orang yang memiliki ilmu dan pemahaman (yang dalam), sangat dermawan lagi (sering) berjihad (di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala), terkumpul padanya (semua) sifat-sifat yang baik.”[50]
Dalam biografi beliau disebutkan bahwa Imam Al-Fudhail bin 'Iyadh pernah bertanya kepadanya tentang sebab dia memliki perniagaan besar dengan mengekspor barang-barang dagangan dari negeri Khurasan ke “tanah haram” (Mekkah). Maka, Abdullah bin Al-Mubarak menjawab, “Sesungguhnya aku melakukan itu adalah untuk menjaga mukaku (agar tidak meminta-minta kepada orang lain), memuliakan kehormatanku, dan menggunakannya untuk membantuku dalam ketaatan kepada Allah.”[51]
Ucapan beliau ini benar-benar terbukti, karena beliau sangat terkenal dengan sifat dermawan, membantu orang miskin dengan sumbangan harta yang sangat besar setiap tahun,[52] serta membiayai semua perbekalan orang-orang yang menunaikan ibadah haji bersama beliau.[53]
Termasuk kedermawanan beliau yang paling utama adalah menanggung biaya hidup beberapa imam besar ahli hadits di zamannya, seperti Imam Al-Fudhail bin 'Iyadh,[54] agar mereka bisa lebih berkonsentrasi menyebarkan hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada umat. Beliau berkata, "Sesungguhnya aku mengetahui kemuliaan suatu kaum (para ulama ahli hadits) yang memiliki keutamaan dan kejujuran. Mereka (menyibukkan diri dengan) mempelajari hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan benar dan sungguh-sungguh. Kemudian (setelah itu) kebutuhan umat Islam kepada mereka sangat mendesak (untuk mengenal petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam), sedangkan mereka sendiri punya kebutuhan (untuk membiayai kelurga mereka). Jika kami tidak membantu (menanggung biaya hidup) mereka maka ilmu mereka akan sia-sia (tidak tersebar dengan baik), tetapi kalau kami mencukupi (biaya hidup) mereka maka mereka (bisa lebih berkonsentrasi) menyebarkan ilmu kepada umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku tidak mengetahui -setelah kenabian-, tingkatan/kedudukan yang lebih utama daripada menyebarkan ilmu (tentang sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam)."[55]
Jadilah pengusaha yang zuhud
Menjadi pengusaha bukanlah dengan harus menjadi miskin dan menyia-nyiakan harta yang ada, juga bukan dengan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Akan tetapi, bersikap zuhud adalah dengan menggunakan harta dan kekayaan yang dimiliki sesuai dengan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, tanpa adanya keterikatan hati dan kecintaan yang berlebihan kepada harta dan kekayaan tersebut. Atau dengan kata lain, bersikap zuhud adalah dengan tidak menggantungkan angan-angan yang panjang pada harta dan kekayaan yang dimiliki, dengan bersegera menggunakannya untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Inilah arti zuhud yang sesungguhnya, sebagaimana ucapan imam Ahmad bin Hambal ketika beliau ditanya, “Apakah makna zuhud di dunia (yang sebenarnya)?” Beliau berkata, "(Maknanya adalah) tidak panjang angan-angan, (yaitu) ketika seseorang berada di waktu pagi maka dia berkata, “Aku (khawatir) tidak akan (bisa mencapai) waktu sore lagi."[56]
Salah seorang ulama salaf berkata, “Zuhud di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan juga bukan dengan menyia-nyiakan harta. Akan tetapi, zuhud di dunia adalah dengan kamu lebih yakin dengan (balasan kebaikan) di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu, dan jika kamu ditimpa suatu musibah (kehilangan sesuatu yang dicintai) maka kamu lebih mengharapkan pahala dan simpanan (kebaikannya diakhirat kelak) daripada jika sesuatu yang hilang itu tetap ada padamu.”[57]
Sifat inilah yang dimiliki dengan sempurna oleh para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang menjadikan mereka lebih mulia dan utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dibandingkan orang-orang yang datang setelah mereka. Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, "Kalian lebih banyak berpuasa, (mengerjakan) shalat, dan lebih bersungguh-sungguh (dalam beribadah) dibandingkan para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi mereka lebih baik (lebih utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala) daripada kalian." Ada yang bertanya, “Kenapa (bisa demikian), wahai Abu Abdirrahman?” Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, "Karena mereka lebih zuhud dalam (kehidupan) dunia dan lebih cinta kepada akhirat."[58]
Penutup
Sebagai penutup, renungkanlah nasehat berharga dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini,
"Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Serta, barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)."[59]
Akhirnya, kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, agar dia menganugerahkan kepada kita sifat zuhud dalam kehidupan dunia dan cinta kepada balasan yang kekal di akhirat, serta semua sifat-sifat baik yang diridhai-Nya, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 17 Dzulqa'dah 1431
Kiat Sukses Jadi Muslim Pengusaha
03 Juni 2009 | Dibaca : 10270 kali | 2 Komentar | Kategori: Sharing Pengusaha Muslim
Pengusaha yang sukses tidak hanya sekedar kaya secara materi. "Pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang sukses dunia maupun akhirat. Itulah para Muslim Pengusaha, " tutur Winarto AR pada workshop bertajuk " How to Start a Business" yang digelar komunitas pengusahamuslim.com di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Winarto, seorang Muslim yang ingin sukses menjadi pengusaha harus memenuhi dua kriteria. Selain harus profesional papar dia, seorang Muslim pengusaha pun harus memiliki basis syariah. "Yakni, menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam bisnisnya," ungkap pengusaha dan konsultan properti ini.
Berbekal kedua kreiteria itu, lanjut Winarto, bisnis pun akan berkah, mudah, dan lancar. Ia menambahkan, Muslim pengusaha yang baik selalu berhati-hati dalam menjalankan roda bisnisnya sehingga tidak tergelincir pada hal-hal yang dilarang atau dimurkai Allah SWT. " Pengusaha yang telah berbisnis selama puluhan tahun itu menegaskan, seoarang Muslim pengusaha tak boleh mengurangi takaran atau timbangan dan juga dilarang menyuap. Anda tentu bertanya langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh seorang Muslim agar menjadi pengusaha sukses?
Pendiri dan Chairman PT Zahir Internasioanl Fadil Fuad Basymeleh, mengungkapan, setidaknya ada 10 langkah untuk menjadi Muslim Pengusaha yang berhasil, Pertama, harus ada motivasi yang kuat untuk menjadi orang yang sukses."tulislah 50 mimpi Anda yang hebat-hebat. Tempel daftar tersebut di dinding sehingga anda bisa membacanya setiap hari, terutama di saat semangat Anda menurun."
Kedua, pekuat tawakal kepada Allah. Fadil pun mengutip Alquran surat Ali Imran ayat 159, yang artinya," Apabila kamu suda berazam, maka bertawakallah kepada Allah." Menurut dia, dengan bertawakal, seorang Muslim akan menitipkan masa depan diri, keluarga, maupun usaha kita kepada Allah sambil berikhtiar.
Peraih penghargaan wirausahawan terbaik dan APICTA Award untuk produk Zahir Accounting itu menambahkan, kunci sukses yang ketiga, yakni jangan memaksakan diri untuk berbisnis sesuai dengan gambaran ideal yang anda miliki.
"Mulailah dengan peluang dan kesempatan yang ada di tangan Anda. Percayalah kepada takdir dan rezeki Allah."
Keempat, pilihlah bisnis yang dapat anda kuasai dengan cepat. "Intinya , manfaatkan tangible dan intangible assets yang and miliki, tuturnya. Langkah kelima adalah menentukan diferensiasi produk yang Anda hasilkan, sehingga berbeda dengan produk-produk lain yang sudah lebih dulu ada.
Langkah keenam, kata Fadil, pilihlah fokus bisnis dan bekerjalah secara fokus."Kalau fokus, kita akan lebih kuat dan kreatif." Tuturnya. Langkah ketujuh, mencakup dua hal. Yakni, carilah teman bisnis atau bermitralah. "Rosulullah menegaskan bahwa bila dua orang berserikat, maka Allah menjadi pihak yang ketiga, selama kedua orang atau salah satu orang tersebut tidak khianat. Usaha yang didalamnya Allah ikut serta sudah pasti berkah dan sukses."
Selain itu, jangan takut menggaji pegawai. "Jangan khawatir soal gaji karyawan. Sebab, yang menanggung rezeki karyawan kita itu adalah Allah SWT, bukan kita. Dalam Alquran Surah Az-Zukhruf ayat 32, Allah SWT menegaskan, akan menjamin rezeki makhluk-makhluk-Nya, termasuk karyawan kita."
Langkah kedelapan, hal yang tidak kalah pentingnya adalah perkuat kesabaran."Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu." Kada Fadil. Langkah kesembilan, hindari perbuatan dosa dan maksiat. Sebab, hal tersebut akan membuat hidup sempit dan tidak berkah.
Langkah kesepuluh, pelajarilah kunci-kunci pembuka rezeki."Kalau semua langkah ini diterapkan Insya Allah kita akan menjadi pengusaha yang sukses dunia dan akhirat."pungkasnya
Berhenti Berharap & Mulai Bertindak
30 Januari 2009 | Dibaca : 7823 kali | 0 Komentar | Kategori: Motivasi Diri
Apakah anda berharap kaya, punya banyak uang, bisnis yang berhasil......
Jika anda menghabiskan waktu untuk berharap, anda tidak akan mendapatkan hasil yang dicari. Untuk mencapai kesuksesan, anda perlu menggali lebih dalam.

Di bukunya "Think and Grow Rich", Napoleon Hill mengatakan: "Dengan berharap tidak akan menghasilkan apa-apa. Tapi, mengharapkan kesuksesan pemikiran yang menjadikannya obsesi, kemudian merencanakan cara yang tepat dan bersungguh-sungguh mencapainya, dan mendukung perencanan dengan keteguhan tanpa mengenal kegagalan, akan menghasilkan kesuksesan."

Kalimat diatas sangat powerful. Baca sekali lagi dan pikirkan apa yang dikatakan. Berapa banyak dari kita yang berharap sukses namun tidak melakukan apapun. Kalimat tersebut menyaring semua elemen yang diperlukan untuk meraih apa yang anda inginkan. Tidak hanya mencakup keinginan, tapi juga menetapkan langkah kemana anda mengarah.

Sulit untuk menentukan arah tanpa adanya rencana, dan rencana adalah yang membuat anda terus maju kearah tujuan dengan lebih cepat daripada harapan abstrak.

Menurut saya ini adalah elemen terpenting dalam usaha kecil ... perencanaan. Banyak orang yang memulai bisnis dengan tujuan yang tidak jelas ( yang anda terjemahkan kedalam harapan). Bisnis baru ini akan mengarahkan mereka pada tujuan...msl tinggal di rumah dengan anak-anak atau berhenti bekerja. Mereka memiliki ide yang tidak jelas terhadap apa yang mereka inginkan tapi tidak ada perencanaan untuk mengatasi masalah...dan tentu saja tidak ada rencana "mendeteksi kegagalan."

Yang saya maksud adalah, banyak orang memulai usaha dengan asumsi jika mereka melakukan sesuatu , uang akan mengalir. Tanda-tanda awal kekecewaan atau kegagalan, mereka akan menyerah dan mimpi mereka menguap.

Dengan membangun rencana untuk mengatasi saat-saat berat dan yang terpenting memiliki rencana menghadapinya, maka peluang sukses semakin besar. Anda harus siap menghadapi keadaan darurat ... bagaimana anda mengatasi tantangan, dimana anda dapat meminta bantuan dan dukungan mentor.

Karena kita adalah pengusaha mandiri, kita tidak sendirian melakukan bisnis. Robert Kiyosaki mengatakan investasi adalah olahraga tim. Anda membutuhkan tim yang sukses untuk berhasil. Tim anda harus terdiri dari profesional dan juga mentor yang dapat memberikan anda bantuan dan dukungan ...baik secara personal dan bisnis.

Jadi, jika anda sudah siap, mulai menulis. Buatlah garis besar rencana bagaimana anda membangun bisnis dan apa yang akan anda lakukan dan investasikan hari-hari anda disana. Tulis dan tinjau kembali secara berkala untuk penyesuaian atau merubah elemen didalam rencana untuk merefleksikan situasi terakhir.

Dengan rencana ini, sukses bukan lagi sekedar harapan, bisa jadi kenyataan

Oleh: Jennifer Lavoie

Sumber: authorpalace.com

Diterjemahkan oleh:Iin (tim pengusahamuslim.com)
Bagaimana Training Manajemen Membawa Kesuksesan Anda?
31 Maret 2009 | Dibaca : 2097 kali | 0 Komentar | Kategori: Kepemimpinan
Training manajemen adalah hal vital di semua bisnis, terlepas dari ukuran perusahaan atau produk atau jasa yang diberikan. Pada manajemen inti adalah kemampuan untuk mengelola orang dan membuat mereka terus termotivasi serta senang ditempat kerjanya.
Namun, yang mengejutkan masih banyak manajemen yang mengingkari aspek fundamental ini dalam bisnis. Bagian dari masalah adalah orang-orang dalam posisi manajemen biasanya tidak mengenali kekurangan mereka dan hasilnya adalah penolakan untuk menghadapi masalah dengan gaya manajemen mereka. Namun apa yang akan dikatakan karyawan pada bosnya adalah mereka sudah bisa mengatasi situasi tertentu. Ini merupakan contoh dimana seorang manajer memiliki tingkat refleksi diri tertentu dimana dia bisa mengenali kesalahannya. Ini adalah bakat yang langka yang dimiliki sedikit orang.

Hal terpenting bagi bisnis apapun adalah manajemen dinilai secara teratur dan dilatih untuk menyelesaikan tugas secara efektif. Ini adalah hal yang umum, tapi seberapa banyak bisnis yang melakukannya? Menurut pengalaman saya : tidak banyak. Reward untuk bisnis yang dilakukan adalah hal yang jamak. Jika Anda bisa mengelola karyawan dengan baik dan termotivasi Anda bisa melanjutkan kesuksesan. Jadi apa yang terlibat dalam training manajemen?

Ada sejumlah training inti manajemen dimana Anda dan staf bisa mendapatkan keuntungan. Kebanyakan penyedia training akan menawarkan jasa dimana mereka akan melihat kebutuhan khusus manajemen tapi ada juga program training inti bagi mereka yang tahu apa yang mereka butuhkan untuk peningkatan. Beberapa training yang tersedia biasanya mengenai keberadaan manajemen, perubahan manajemen, manajemen bagi profesional HR, disiplin, keterampilan feedback, pengembangan manejemen, teknik wawancara, mengelola kinerja, motivasi di tempat kerja, pengembangan manajemen senior, pengembangan tim leader dan team building.

Menurut saya aspek inti dalam membangun perusahaan yang baik dan meraih kesuksesan adalah membuat staff Anda tetap termotivasi. Keuntungan yang diraih dari semua ini tidak terhitung besarnya. Jika staf memberikan usahanya secara penuh didalam pekerjaannya, maka tidak ada yang menghentikan Anda agar sukses..
Cara pertama untuk meningkatkan motivasi karyawan Anda adalah dengan memiliki pengetahuan teori motivasi. Membandingkan dan menelaah teori dari Maslow, Herzberg, Handy, Taylor dan Mcgregor akan memberikan Anda pandangan yang obyektif apa yang memotivasi orang. Kemudian training manajemen akan mengajarkan pada Anda bagaimana menggabungkan teori-teori ini dalam kegiatan harian. Anda akan diajarkan apa yang bisa dilakukan oleh organisasi milik klien dan memahami hubungan antara nilai-nilai dan motivasi. Pelatihan juga akan menunjukkan pada Anda bagaimana menggunakan insetif sebagai alat motivasi.

Aspek penting lainnya dalam menerapkan teori motivasi di tempat kerja adalah menciptakan rencana motivasi. Rencana ini menetapkan tujuan dan sasaran manajemen secara keseluruhan. Training juga akan membantu Anda untuk mengacu pada tujuan operasional dan budaya organisasi. Ini juga akan membantu Anda menetapkan proses kendali dan evaluasi untuk staff Anda sekaligus mengembangkan pendekatan kreatif untuk menginspirasi orang.

Training manajeman akan mengajarkan Anda bagaimana berkomunikasi dan menerapkan rencana yang telah Anda kembangkan.
Setiap Orang Dapat Meraih Kesuksesan
03 Maret 2011 | Dibaca : 4780 kali | 9 Komentar | Kategori: Nasehat untuk Pedagang dan Pengusaha
Setiap orang dapat meraih kesuksesan. Namun, benarkah bahwa sikap, mental, bahkan motivasi kita selama ini sudah menuju ke arah kesuksesan? Jika belum, maka kesuksesan yang Anda impikan barulah isapan jempol semata. Menjadi sukses bukanlah seperti berjalan di taman yang indah.

Sukses adalah sebuah pilihan yang dapat Anda buat. Sukses adalah mengenai pilihan apa yang Anda inginkan dalam kehidupan dan mengambil langkah penting untuk mencapainya. Sukses tidak akan berhenti sampai Anda meraihnya! Diperlukan proses (baca: waktu dan kesempurnaan ikhtiar) yang tak singkat. Namun, jika Anda mengikuti beberapa panduan dan memiliki dedikasi untuk menjadi “sesuatu”, Anda memiliki peluang besar untuk menjadi orang sukses. Meski demikian, masing-masing individu memiliki definisi sukses yang berbeda.

Dua definisi sukses yang pertama, menurut kamus adalah "mendapatkan hasil yang memuaskan" dan "mencapai sesuatu yang diinginkan atau direncanakan”. Jadi, menjadi orang terkaya di dunia dapat dianggap sebagai keberhasilan bagi beberapa orang, namun tidak semuanya. Selama Anda berusaha keras untuk melakukan yang terbaik dan Anda mencapai tujuan ini, Anda telah berhasil. Lantas, bagaimana menjadi sukses?

Pertama: Anda harus memiliki tujuan dan rencana tertulis untuk memulainya, sehingga Anda tahu apa yang diinginkan. Plus, dengan menulis, Anda dapat membacanya berulang kali dan melihat apa yang Anda inginkan, serta menggunakannya sebagai motivator.

Kedua: Sabar untuk memulai. Ketahuilah, Anda tidak akan meraih keberhasilan dalam waktu yang singkat. Mungkin memerlukan waktu beberapa bulan atau bahkan tahunan. Terkadang, kerja keras Anda di awal, hanya mendapatkan hasil yang minim, Jika Anda tidak kuat, bukan mustahil, Anda akan dihinggapi keputusasaan. Namun, jika Anda mempertahankan kerja keras Anda, reward akan datang kemudian. Karenanya, sangatlah penting untuk berpikir besar namun realistis pada saat yang bersamaan. Sadari bahwa tidak ada titik dalam penetapan yang dapat diraih dengan mudah jika Anda membatasi kemampuan diri.

Ketiga: Buatlah rencana mingguan untuk memperkaya upaya Anda meraih keberhasilan. Ketika Anda gagal dan terpaku pada rencana, Anda telah gagal menjadi apa yang Anda inginkan. Dengan mengikuti rencana tertulis, Anda berutang pada diri Anda sendiri untuk menyelesaikannya.

Keempat: Fokus pada tujuan. Jangan sampai hal-hal sepele membuat Anda tertekan, sebab akan banyak perubahan dan hambatan, baik besar atau kecil yang mesti dihadapi. Dengan menyediakan waktu untuk fokus dan mendapatkan solusi yang rasional terhadap masalah, berarti Anda semakin dekat dengan keberhasilan. Untuk dapat melakukannya, Anda harus memiliki impian yang Anda inginkan. Hanya dengan memiliki mimpi yang jelas, Anda dapat memulai fokus. Fokuslah secara terus menerus, sehingga apa pun yang Anda lakukan, akan dikerjakan dengan impian dalam pikiran Anda. kemudian Anda dapat melangkah ke arah yang Anda impikan.

Kelima: Tetap positif dalam kerja keras. Sekali Anda menjadi orang yang berpikir negatif, Anda semakin dekat dengan menghentikan diri Anda sendiri. Satu-satunya jalan kegagalan adalah menyerah. "Kamu adalah apa yang kamu pikirkan." Jika Anda percaya pada diri Anda dan yakin dengan kemampuan Anda, Anda akan menjadi orang yang demikian. Hiduplah seolah Anda adalah orang yang berhasil, seolah Anda telah mencapai sasaran yang dituju. Misalnya, ketika Anda mengendarai mobil, visualkan seperti apa mobil impian Anda dan lihat bahwa Anda mengendarainya. Visualkan Anda mengendarainya ke rumah impian Anda. Semakin Anda sering melakukannya, alam bawah sadar Anda akan berpikir bahwa Anda benar-benar sukses dan menggerakkan Anda ke arah tersebut. Keyakinan adalah katalis yang diperlukan impian dan keyakinan itu membantu mengubah fokus ke dalam rencana. Jangan pernah meremehkan kekuatan keyakinan. Keyakinan ditambah dengan emosi adalah kekuatan yang tidak terbendung!

Ada beberapa hal lain yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan, namun hal di atas adalah beberapa kunci pokoknya.

Disarikan dari www.pengusahamuslim.com
Wahai Saudaraku! Kenali Diri Anda!
14 Februari 2010 | Dibaca : 6236 kali | 0 Komentar | Kategori: Motivasi Diri, Manajemen Qolbu
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Saudaraku! Anda pernah mendapat cobaan dihadapkan pada suatu keadaan sulit? Kebingungan mencari pekerjaan, atau tidak mampu membeli sebagian kebutuhan anda? Kala itu, anda hanya bisa melamun, berandai-andai dan membayangkan? Tidak jarang andapun berkata dan berjanji pada diri sendiri:

Andai aku mendapat pekerjaan, andai aku memiliki uang banyak...
Aku akan berbuat demikian dan demikian...

Bahkan mungkin tanpa kesulitanpun anda sering berandai-andai:

Andai aku memiliki harta yang lebih banyak...
Andai aku memiliki 10 toko, atau perusahaan saya menjadi besar dan go public, saya akan demikian dan demikian..
Andai aku punya waktu luang, andai aku punya kesempatan... Saya akan demikian dan demikian.

Coba anda kembali mengingat-ingat pengalaman masa lalu anda. Saya yakin anda pernah melakukan hal itu.
Tidak perlu malu saudaraku! Sayapun demikian juga, tidak beda dengan anda, selalu dibuai oleh "andai, kalau, dan lamunan."

Oleh karena itu, saya mengajak anda untuk mengenali jati diri kita masing-masing melalui lamunan dan andaian tersebut. Bila anda kuasa untuk membuktikan andaian dan lamunan anda dalam dunia nyata, maka anda adalah seorang yang benar-benar beriman, tapi sebaliknya... na'uzubillah.
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu 'anhu: bahwa ia mendengar Rasululah shallalahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
إِنَّ ثَلاَثَةً فِى بَنِى إِسْرَائِيلَ؛ أَبْرَصَ وَأَقْرَعَ وَأَعْمَى. فَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْتَلِيَهُمْ، فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ مَلَكًا فَأَتَى الأَبْرَصَ، فَقَالَ: أَىُّ شَىْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: لَوْنٌ حَسَنٌ، وَجِلْدٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّى الَّذِى قَدْ قَذِرَنِى النَّاسُ. قَالَ: فَمَسَحَهُ، فَذَهَبَ عَنْهُ قَذَرُهُ، وَأُعْطِىَ لَوْنًا حَسَنًا، وَجِلْدًا حَسَنًا. قَالَ: فَأَىُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الإِبِلُ أَوْ الْبَقَرُ، -شك إسحَاق- فَأُعْطِىَ نَاقَةً عُشَرَاءَ، فَقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِيهَا.
قَالَ: فَأَتَى الأَقْرَعَ، فَقَالَ: أَىُّ شَىْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: شَعَرٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّى هَذَا الَّذِى قَذِرَنِى النَّاسُ. قَالَ: فَمَسَحَهُ، فَذَهَبَ عَنْهُ، وَأُعْطِىَ شَعَرًا حَسَنًا. قَالَ: فَأَىُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْبَقَرُ أو
الإبل، فَأُعْطِىَ بَقَرَةً حَامِلاً، فَقَالَ: بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِيهَا.

قَالَ: فَأَتَى الأَعْمَى، فَقَالَ: أَىُّ شَىْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: أَنْ يَرُدَّ اللَّهُ إِلَىَّ بَصَرِى، فَأُبْصِرَ بِهِ النَّاسَ . قَالَ: فَمَسَحَهُ فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيْهِ بَصَرَهُ، قَالَ: فَأَىُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: الْغَنَمُ. فَأُعْطِىَ شَاةً وَالِدًا.
فَأُنْتِجَ هَذَانِ وَوَلَّدَ هَذَا. قَالَ: فَكَانَ لِهَذَا وَادٍ مِنَ الإِبِلِ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الْبَقَرِ، وَلِهَذَا وَادٍ مِنَ الْغَنَمِ.
قَالَ: ثُمَّ إِنَّهُ أَتَى الأَبْرَصَ فِى صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، فَقَالَ: رَجُلٌ مِسْكِينٌ قَدِ انْقَطَعَتْ بِىَ الْحِبَالُ فِى سَفَرِى، فَلاَ بَلاَغَ لِىَ الْيَوْمَ إِلاَّ بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِى أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحَسَنَ وَالْجِلْدَ الْحَسَنَ وَالْمَالَ، بَعِيرًا أَتَبَلَّغُ عَلَيْهِ فِى سَفَرِى. فَقَالَ: الْحُقُوقُ كَثِيرَةٌ. فَقَالَ لَهُ: كَأَنِّى أَعْرِفُكَ، أَلَمْ تَكُنْ أَبْرَصَ، يَقْذَرُكَ النَّاسُ فَقِيرًا، فَأَعْطَاكَ اللَّهُ؟ فَقَالَ: إِنَّمَا وَرِثْتُ هَذَا الْمَالَ، كَابِرًا عَنْ كَابِرٍ. فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا، فَصَيَّرَكَ اللَّهُ إِلَى مَا كُنْتَ.
قَالَ: وَأَتَى الأَقْرَعَ فِى صُورَتِهِ، فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ لِهَذَا، وَرَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَ مَا رَدَّ عَلَى هَذَا، فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا، فَصَيَّرَكَ اللَّهُ إِلَى مَا كُنْتَ.
قَالَ: وَأَتَى الأَعْمَى فِى صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ، فَقَالَ: رَجُلٌ مِسْكِينٌ، وَابْنُ سَبِيلٍ انْقَطَعَتْ بِىَ الْحِبَالُ فِى سَفَرِى، فَلاَ بَلاَغَ لِىَ الْيَوْمَ إِلاَّ بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِى رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا فِى سَفَرِى. فَقَالَ: قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللَّهُ إِلَىَّ بَصَرِى، فَخُذْ مَا شِئْتَ، وَدَعْ مَا شِئْتَ، فَوَاللَّهِ لاَ أَجْهَدُكَ الْيَوْمَ شَيْئًا أَخَذْتَهُ لِلَّهِ. فَقَالَ: أَمْسِكْ مَالَكَ، فَإِنَّمَا ابْتُلِيتُمْ، فَقَدْ رُضِىَ عَنْكَ وَسُخِطَ عَلَى صَاحِبَيْكَ.
”Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil: Orang pertama menderita penyakit kusta, orang kedua berkepala botak, dan orang ketiga buta. Allah hendak menguji mereka, maka Allahpun mengutus seorang Malaikat. Malaikat utusan Allah itupun mendatangai orang pertama yang terkena kusta, dan bertanya: apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab: Warna kulit yang bagus, dan sembuhnya penyakit yang aku derita dan menyebabkan orang lain memperolok-olokku. Spontan Malaikat tersebut mengusapnya, dan sekejap penyakitnya sembuh, dan ia diberi warna kulit yang bagus. Selanjutnya Malaikat itu kembali bertanya kepadanya: Harta apa yang paling engkau sukai? Ia menjawab: Onta atau sapi, –Ishaq perawi hadits ini ragu- maka ia diberi seekor onta bunting, dan Malaikat itu berdoa untuknya: Semoga Allah meberkahi ontamu.

Selanjutnya Malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak, dan bertanya kepadanya: apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab: rambut yang indah, dan sembuhnya penyakit yang aku derita dan menyebabkan orang lain memperolok-olokku. Spontan Malaikat tersebut mengusapnya, dan sekejap penyakitnya hilang, serta ia dikarunia rambut indah. Selanjutnya Malaikat itu kembali bertanya: Harta apa yang paling engkau sukai? Ia menjawab: Sapi atau onta, maka ia diberi sapi bunting, dan Malaikat itu berdoa untuknya: Semoga Allah memberkahi sapimu.

Selanjutnya Malaikat itu mendatangi orang yang buta, dan bertanya kepadanya: apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab: Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku bisa melihat orang lain. Lalu Malaikat itu mengusapnya, dan Allah-pun mengembalikan penglihatannnya. Selanjutnya Malaikat itu bertanya kepadanya: Harta apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab: Kambing. Dan iapun segera diberi seekor kambing bunting.

Tidak selang berapa lama onta, sapi, dan kambing tersebut beranak pinak sehingga orang pertama memiliki satu lembah onta, orang kedua memiliki satu lembah sapi dan orang ketiga memiliki satu lembah kambing.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan ceritanya dengan bersabda: “Selang beberapa lama, Malaikat itu dengan rupa yang sama dengan rupanya disaat mengobati ketiganya, orang yang dahulu menderita kusta, dan berkata: Aku adalah orang miskin, sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal, sehingga saat ini aku tidak mungkin dapat sampai ke tujuanku, kecuali dengan pertolongan Allah, lalu dengan pertolonganmu. Demi Dzat yang telah memberimu warna yang elok, kulit halus, dan harta yang melimpah, aku minta kepadamu seekor onta, untuk menjadi bekalku melanjutkan perjalanan. Orang itu menjawab: Tanggunganku banyak sekali. Mendengar jawaban lelaki itu, Malaikat tersebut berkata: Seakan aku pernah mengenalmu. Bukankah dahulu engkau menderita kusta, sehingga dijauhi oleh masyarakat, dan melarat. Selanjutnya Allah azza wa jalla mengaruniaimu kekayaan? Lelaki itupun menjawab: Sesungguhnya harta ini aku warisi secara turun-temurun dari nenek moyangku. Mendengar jawaban yang demikian, Malaikat itupun berkata: Jikalau engkau berbohong, semoga Allah mengembalikanmu kepada keadaanmu semula.

Nabi melanjutkan ceritanya dengan bersabda: Kemudian dengan rupa yang sama dengan rupanya disaat mengobati ketiganya, Malaikat itu mendatangi orang yang dahulu berkepala botak. Iapun berkata seperti yang ia katakan kepada orang pertama, dan lelaki itupun menjawab permintaan Malaikat seperti jawaban orang pertama, sehingga Malaikat itupun berkata: bila engkau berdusta, semoga Allah mengembalikanmu kepada keadaanmu semula.

Selanjutnya dengan rupa yang sama dengan rupanya disaat mengobati ketiganya, Malaikat itu mendatangi orang yang dahulu buta, dan berkata: aku adalah orang miskin, yang sedang dalam perjalanan, dan kehabisan bekal, sehingga aku tidak bisa sampai pada tujuanku, kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolonganmu. Demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, aku meminta seekor kambing untuk menjadi bekal perjalananku. Mendengar permintaan ini, lelaki itu menjawab: Dahulu aku buta, kemudian Allah kembalikan penglihatanku, maka ambillah dari kambingku sesuka hatimu, dan sisakan darinya sesuka hatimu. Sungguh demi Allah, aku tidak berkeberatan dengan kambing yang engkau ambil di jalan Allah. Mendengar jawaban santun ini, Malaikat itu berkata kepadanya: Jagalah hartamu, sesungguhnya kalian telah diuji, dan sesungguhnya Allah telah meridhaimu, dan murka kepada dua sahabatmu.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

Bagaimana nasib lamunan dan angan-angan anda saudaraku! Mungkinkah lamunan anda dahulu telah hanyut oleh lamunan dan angan-angan anda yang lebih baru? Semoga tidak.

Demikianlah salah satu cara untuk mengetahui siapa sejatinya diri kita. Semoga Allah Ta'ala mengampuni kekhilafan kita dan membimbing jalan hidup kita, sehingga hati kita selaras dengan lahir kita.
Wallahu Ta'ala a'alam.
UstadBisnis Rumahan di Akhir Pekan, Mengapa Tidak?
28 April 2010 | Dibaca : 6646 kali | 1 Komentar | Kategori: Bisnis Rumahan
Jika Anda menemui jalan buntu, Anda mungkin ingin mendapatkan tambahan pendapatan Anda dengan menjalankan bisnis dengan biaya rendah yang dijalankan dari rumah saat akhir minggu atau waktu luang Anda!
Anda bekerja mulai pukul 9 hingga pukul 5 setiap harinya; begitu juga dengan pasangan Anda. Tapi penghasilan Anda berdua belum memadai untuk mencukupi kebutuhan finansial dan kebutuhan harian. Anda harus membayar sewa, kartu kredit, cicilan mobil, asuransi, kebutuhan sekolah anak-anak, kebutuhan sehari-hari, dsb. Ada begitu banyak pengeluaran yang harus Anda bayar!
Terdengar familiar?
Jika menurut Anda sulit untuk keluar dari jalan buntu, mungkin Anda ingin mempersempit “celah” pendapatan Anda dengan menjalankan bisnis dari rumah dengan biaya yang rendah saat akhir pekan dan waktu luang Anda. Bisnis paruh waktu di akhir pekan akan memberikan tambahan pendapatan untuk kebutuhan Anda.
Terlebih lagi, Anda akan melihat apakah Anda memiliki kualitas untuk menjadi pengusaha. Jika Anda beruntung dan bisnis meningkat, Anda bisa menjalankan bisnis full-time dan berhenti dari pekerjaan 9 sampai 5.
Ada banyak bisnis yang bisa Anda lakukan dirumah dengan waktu kurang dari 20 jam per minggu. Dan Ramsey, dalam bukunya "101 Best Weekend Businesses," menawarkan beberapa bisnis yang bisa Anda jalankan saat waktu luang tanpa menganggu pekerjaan full-time Anda.
Buku ini merupakan sumber yang bagus bagi mereka yang mencari ide bisnis yang bisa dimulai paruh waktu. Namun, buku ini tidak memberikan informasi detil mengenai bisnis yang dibahas, meski memberikan enam poin pertanyaan umum bagi calon pengusaha:
• Apa yang akan saya kerjakan?
• Apa yang saya butuhkan untuk memulai?
• Siapa calon pelanggan saya?
• Berapa biaya yang saya kenakan?
• Berapa banyak yang saya buat?
• Bagaimana saya memulainya?
Dibawah ini adalah 10 ide bisnis yang menurut Ramsey bisa dikerjakan dirumah saat akhir pekan dan waktu luang tanpa biaya yang tinggi:
1. Instruktur senam. Pilates, yoga, tae-bo adalah sebagian item yang menjadi favorit di tempat fitness. Jika Anda senang berolahraga dan ingin tetap sehat, Anda bisa menjadi pelatih senam. Instruktur senam membantu klien mencapai tujuan yang diinginkan dalam fitness, termasuk diet dan gaya hidup.
Instruktur biasanya mengenakan biaya tergantung pada lama dan jumlah sesi atau menurut target. Biaya perjam normalnya mulai dari $35 sampai $75, meski katering sehat yang diperuntukan bagi selebritis harganya bisa sepuluh kali lipat.
2. Dekorator Kue. Kue yang dihias dengan indah seringkali menjadi pusat perhatian acara khusus seperti pernikahan, ulang tahun, hari jadi, liburan, dan acara khusus lainnya. Ini adalah tugas penghias kue untuk merubah kue yang biasa-biasa menjadi pusat perhatian acara. Karena itu Anda harus memiliki ketrampilan dan jiwa seni menghias kue, serta peralatan yang membantu Anda membuat dan mendesain kue.
Siapapun yang sedang merayakan sebuah acara adalah pelanggan potensial Anda. Untuk memulainya, menjalin hubungan dengan wedding organizer, bakery dan event organizer yang bisa menggunakan kue buatan Anda saat acara. Pelanggan potensial lainnya adalah calon pengantin, orang tua, invidu, dan korporat.
3. Penulis Lepas. Anda bisa menulis artikel untuk majalah, copy iklan untuk brosur, panduan teknis dan produk litelatur lainnya saat akhir pekan. Jika Anda baru saja menikah, Anda bisa menulis artikel pernikahan di majalah wanita mengenai proses persiapan pernikahan. Jika pekerjaan sehari-hari Anda adalah programmer komputer, Anda bisa menulis artikel tentang program yang Anda gunakan.
Beberapa proyek penulisan dibayar berdasarkan jam – sekitar $20 sampai $75 tergantung pada ketrampilan Anda dalam menulis dan marketing.Yang paling umum, dibayar berdasarkan jumlah kata (jika dalam bentuk artikel, cerpen) atau menurut prosentase harga jual (jika buku). Ada banyak sumber diluar sana yang bisa digunakan sebagai pasar potensial untuk berbagai jenis penulisan, seperti puisi, naskah drama, artikel, buku atau web. Mulai dengan "Writers Market" yang diterbitkan setiap tahun untuk mendapatkan data penerbit serta persyaratan mereka.
4. Instruktur memasak. Jika Anda seorang koki yang hebat dan senang membagi hobi Anda dengan orang lain, Anda bisa memberikan kelas memasak. Anda bisa memulainya dari dapur Anda, atau menawarkan kelas di tempat lain, memberikan pelajaran teknik memasak secara umum atau menu khusus seperti menu Italia, vegetarian, pencuci mulut, dsb. Anda harus memiliki pengetahuan menu khusus dan kreatifitas dalam menghidangkan menu.
Ramsey memperkirakan pendapatan instruktur masak sekitar $30 sampai $75 per jam. Namun, kebanyakan instruktur mengenakan biaya berdasarkan kelas, dengan “fee yang tergantung pada waktu, harga bahan dan kursus serta jumlah peserta."
5. Fund Raiser. Jika Anda memiliki ketrampilan dalam mempengaruhi orang dan memiliki bakat dalam marketing, Anda bisa menjadi fund raiser part time. Anda bisa bekerja untuk amal atau organisasi nirlaba, mencari donasi bagi mereka. Kunci sukses bisnis ini adalah mampu menunjukkan diri Anda bisa dipercaya, membuat orang lain merasa uang yang mereka donasikan akan sampai pada yang membutuhkan. Sebagai peraturan dalam industri ini, beberapa wilayah meminta sertifikat atau ijin sebelum Anda memulai bisnis ini.
Anda bisa dibayar perjam mulai $20 sampai $35, tapi kebanyakan fund raiser dibayar berdasarkan prosentase dana yang dihasilkan. Paling rendah 2% dan paling tinggi 20% dari total dana yang didapatkan.
6. Jasa tutor privat. Tutor membantu siswa memahami pelajaran sekolah dan mendapatkan pengetahuan tambahan terkait mata pelajaran tersebut. Persyaratan utamanya adalah Anda mengetahui lebih baik materi yang diajarkan dibandingkan murid Anda.
Untuk memulai bisnis ini, Anda bisa menjadi relawan di tempat lain sesuai dengan bidang yang Anda kuasai. Saat Anda sudah memahami sumber yang dibutuhkan (buku, materi terkait, dsb.), mintalah referral dari guru dan murid. Anda bisa menyebarkan brosur kepada orangtua mengenai layanan Anda. Jasa tutorial biasanya menghasilkan $25 sampai $50 dalam satu jam, meski Anda bisa memberikannya secara paket.
7. Pemandu wisata. Jika Anda tinggal di wilayah pariwisata, Anda bisa menjadi pemandu wisata saat akhir pekan. Anda bisa fokus pada kelompok wisatawan daripada perorangan. Pemandu wisata bisa menghasilkan mulai $25sampai $70 per jam.
Sebagai pemandu wisata, Anda bisa mengatur jadwal yang bisa membantu wisatawan ini melihat dan mempelajari daerah Anda. Anda bisa membuat tur camping, tur sejarah, petualangan alami, atau tur mata-mata tergantung pada tempat wisata di area Anda. Setelah Anda memutuskan spesialisasi tur, maka akan lebih mudah mendekati target pelanggan.
8. Buku Anak-anak personal. Orang tua dan kakek-nenek selalu menginginkan hadiah yang istimewa bagi anak-anaknya. Bisnis ini akan memenuhi kebutuhan tersebut. Anda akan membuat dan memasarkan buku anak-anak dimana didalamnya dicantumkan nama anak dan info terkait dengan cerita didalamnya.
Alih-alih membuat buku dan menulis cerita sendiri, Anda bisa membeli buku ilustrasi yang bisa Anda personalisasi dan jual. Peralatan utama yang Anda butuhkan adalah komputer dan printer.
9. Jasa perawatan barang antik. Perawatan barang antik adalah bisnis yang unik. Anda akan mendapatkan, memperbaiki dan menyelesaikan furnitur, benda koleksi, mobil dan barang-barang kuno. Untuk melakukannya dibutuhkan ketrampilan yang beragam dan memiliki pengetahuan benda kuno.Tergantung pada ceruk pasar Anda, Anda harus memiliki ketrampilan, teknik, dan pengetahuan yang tinggi mengenai ukiran, lukisan dan peralatan lainnya. Memulai bisnis ini paruh waktu bisa memberikan pengalaman yang beragam, dan meningkatkan ketrampilan Anda.
Pelanggan Anda tergantung pada benda yang Anda perbaiki atau rawat, pengalaman dan peluang di sekitar Anda.Yang paling sering, Anda akan bekerja dengan kolektor individu, dealer barang antik, museum, dan yang lainnya. Jasa ini biasanya mengenakan biaya mulai $35 sampai $75 atau lebih per jamnya. Beberapa jasa perbaikan dibandrol berdasarkan nilai tambah yang diberikan, biasanya barang antik seharga $100 setelah diperbaiki bisa seharga $1,000.
Oleh: Jenny Fulbright, staf penulis PowerHomeBiz Staff
Sumber: www.powerhomebiz.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com
z Muhammad Arifin Badri, M.A.
5 Kunci Keberhasilan Usaha
30 Agustus 2009 | Dibaca : 7475 kali | 0 Komentar | Kategori: Entrepreneurship
Sebagai seorang pengusaha, Anda memiliki banyak cara untuk menggambarkan kesuksesan. Anda bisa menganggap sukses dengan memiliki sejumlah pelanggan, prosentase net profit dari pasar Anda, periode dalam menjalankan usaha, jumlah karyawan yang Anda miliki, atau berbagai kombinasi lainya. Terlepas dari apapun defines Anda, pada umumnya bisnis yang berhasil memiliki lima elemen kunci ini
1. Perencanaan – Memang benar tanpa adanya rencana kemana Anda menuju, Anda memiliki peluang yang kecil untuk mencapainya. Alasan nomor satu mengapa banyak usaha baru yang gagal adalah kurangnya antisipasi mereka dalam menghadapi masalah karena tidak adanya perencanaan.
2. Menetapkan tujuan – Bersamaan dengan perencanaan adalah menetapkan tujuan. Tanyakan pada pengusaha sukses, dimanapun, jika mereka menetapkan dan mengerjakan yang mengarah mencapai tujuan, atau mereka melakukannya "mengikuti aliran" dan berharap yang terbaik. Jawabannya sudah jelas namun sering diabaikan.
3. Adaptasi – Setiap bisnis, apapun jenisnya, menghadapi tantangan dan persaingan yang tidak ada habisnya. Diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan-tantangan ini untuk menentukan apakan usaha bisa bertahan atau tidak. Pasar dipenuhi dengan berbagai usaha yang tidak mampu atau tidak mau beradaptasi pada perubahan.
4. Inovasi – Lebih penting daripada sekedar mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, pengusaha yang sukses akan terus-menerus fokus pada upaya mereka untuk berinovasi dan peningkatan atau membuat mereka keluar dari bisnis saat pelanggan mencari pesaing yang menawarkan sesuatu yang tidak Anda pikirkan .
5. Memasarkan secara konstan – Marketing tidak hanya sekedar menjual atau mengiklankan sesuatu. Namun ini segala sesuatu yang Anda kerjakan dan hadapi. Setiap saat Anda berbicara dengan pelanggan, menjawab telepon, mengisi order, atau saat berbicara dengan supplier Anda memasarkan diri Anda dan perusahaan.
Lima elemen ini merupakan hal penting untuk kesuksesan bisnis Anda. Ini akan membantu jika Anda berpikir sebagai potongan puzzle yang harus diletakkan bersamaan untuk mengubah ide anda, kerja keras, uang, dan ketrampilan menjadi usaha yang sukses.
***
Oleh Aldar Nagy
Sumber: http://www.businessstartupresource.com
10 Aturan Agar Bisnis Anda Sukses
29 Agustus 2009 | Dibaca : 3784 kali | 0 Komentar | Kategori: Entrepreneurship
Apa yang diperlukan dalam memulai dan berhasil dalam usaha? Pertanyaan ini sering ditanyakan pada saya dan oleh pengusaha yang usahanya belum seperti yang diinginkan.
Meskipun tidak ada jawaban yang pasti yang sesuai dengan semua jenis usaha, ada sejumlah saran yang diikuti oleh para pengusaha sukses.Terlepas dari apa yang Anda jual, anda akan tetap berada di depan jika anda hidup dengan 10 aturan kesuksesan usaha ini .
1. Jujur pada diri sendiri. Tidak peduli berapa banyak uang yang dihasilkan orang lain, jika Anda tidak menikmati usaha, tidak merasa bangga dengan apa yang Anda kerjakan dan bagaimana melakukannya, maka jangan lakukan. Jika Anda menjalankan usaha yang tidak Anda sukai atau tidak yakini, meskipun hanya sesaat meraih kesuksesan, maka ini akan menghantui Anda .
2. Temukan kebutuhan dan penuhi. Ya, Anda sudah seringkali mendengarnya. Tapi memang masih berlaku. Dengan menghasilkan produk atau jasa yang banyak orang tahu mereka membutuhkannya. Alasannya: Anda tidak perlu mengeluarkan banyak waktu dan uang untuk meyakinkan prospek bahwa mereka membutuhkan apa yang Anda jual. Anda bisa fokus mengapa Anda adalah sumber terbaik untuk memuaskan kebutuhan mereka. Yakinkan bahwa “kebutuhan” tersebut akan membuat orang mengeluarkan uang untuk memenuhinya.
3. Pilih produk atau jasa yang bisa lebih banyak Anda jual daripada yang Anda keluarkan untuk membuat atau membelinya. Jika perbedaan antara biaya dan nilai jual terlalu rendah, maka Anda akan kesulitan menumbuhkan bisnis. Jika profit margin terlalu rendah, Anda tidak memiliki cukup dana untuk menyewa karyawan, membayar sewa (jika Anda ingin memindahkan bisnis dari rumah), lebih banyak beriklan, dan melakukan hal-hal lain untuk ekspansi.
4. Membuat estimasi pengeluaran yang realistis, kemudian gandakan. Banyak usaha baru yang melupakan masalah pemasaran, pemenuhan, biaya overhead, pajak pendapatan atau justru mengabaikannya.
5. Bersikap jujur pada pelanggan dan prospek Anda. Jangan memberi janji yang tidak bisa Anda penuhi. Jangan berbohong atau membesar-besarkan benefit apa yang Anda jual dan selalu berikan produk atau jasa yang berkwalitas. Pemasaran dari mulut ke mulut selalu menjadi cara yang paling ampuh bagi usaha kecil untuk mendapatkan pelanggan. Internet dan situs jejaring sosial menyebarkan kata-kata (baik atau buruk) ke pelanggan potensial.
6. Memahami pentingnya pemasaran dan belajar bagaimana menjalankannya dengan efektif. Kesuksesan tidak langsung menghampiri karena Anda menemukan produk yang lebih baik atau menulis ebook tentang menanam tomat atau mengajar anak membaca. Untuk mendapatkan pelanggan Anda harus memasarkan produk atau jasa secara efektif dan terus-menerus.
7. Perlakukan vendor, pabrik dan penyedia jasa dengan rasa hormat dan biarkan mereka tahu bahwa Anda menghargainya. Mereka adalah bagian penting dalam tim dan kesuksesan Anda. Jika Anda merendahkan mereka, memberi pertanyaan yang sebenarnya bisa Anda jawab sendiri, menunjukkan bahwa mereka tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, atau terus-menerus mengganggu, mereka tidak akan membantu Anda – dan secara bersamaan menjatuhkan Anda.
8. Menggunakan web. Terlepas dari apa yang Anda jual atau kepada siapa menjualnya, ada peluang yang baik jika konsumen berkesempatan menggunakan internet untuk melakukan pembelian. Mereka bisa menggunakan buku kuning online untuk menemukan florist di Florence, SC; atau menggunakan Google, MSN atau Yahoo dengan memasukkan kata kunci yang diinginkan. Jika konsumen tidak bisa menemukan Anda untuk memenuhi permintaan mereka, mereka akan memilih salah satu pesaing Anda.
9. Jangan mengharap keajaiban. Ya, orang menghasilkan uang saat mereka tidur atau sedang berlibur – Internet yang bisa mewujudkannya. Namun, setelah mereka berinvestasi waktu yang banyak, upaya, dan uang untuk membangun usaha dan membangun timnya untuk terus tumbuh dan tumbuh.
10. Ingatkan diri Anda bahwa satu adalah angka tunggal dalam bisnis. Sebuah produk, satu layanan, satu klien besar, dan semua rekaman disimpan di satu hardware komputer tanpa backup bisa menjadi sumber kegagalan. Jika Anda hanya memiliki satu produk atau jasa, Anda melewatkan kesempatan mendapatkan profit dengan menjual lebih banyak ke orang-orang yang sudah tahu dan percaya dengan Anda. Jika Anda hanya memiliki satu klien besar, maka Anda akan mendapatkan masalah jika mereka memutuskan untuk mengganti vendor atau jika mereka sedang ada masalah keuangan. Dan jika semua rekaman ada di komputer dan Anda tidak selalu mem-back up file-file penting, kerusakan hard drive bisa menghancurkan bisnis.
***
Oleh Janet Attard
Sumber: www.businessknowhow.com