HIDUP ADALAH PERTANGGUNG JAWABAN

HIDUP ADALAH PERTANGGUNG JAWABAN BILAMANA TIDAK DI MANFAATKAN AKAN RUGI

SABAR

SABAR

Rabu, 02 Juni 2010

Cara membuat kerupuk

Renyahnya Rezeki Kerupuk Rambak
Ditulis oleh al-Mawaddah di/pada 18 Februari, 2009

Berbicara tentang kerupuk rambak mengingatkan kita pada para penjual asongan di bus-bus kota yang naik turun bus sambil melantunkan kalimat tawaran yang khas: “Rambak, rambak, rambak … kerupuk rambak, rambak, rambak….” Begitu kurang lebihnya.
Namun apakah kerupuk rambak yang bahannya dari kulit sapi, kerbau, atau kambing ini hanya untuk sekelas pedagang asongan? Ternyata tidak. Kerupuk rambak selain merambah warung dan kedai makan kecil-kecilan, ia juga lekat dengan depot makan kelas menengah ke atas, bahkan biasa ‘nongkrong’ di etalase minimarket sampai supermarket sekalipun. Ini artinya kerupuk rambak sangat supel dan fleksibel, ia akan menduduki kelas pasar sesuai kehendak orang yang menerampilinya.
Mengapa kita tidak mencoba menerampilinya untuk kita dudukkan di kelas yang kita kehendaki? Anda ingin mencoba? Ikuti resep sederhana pembuatannya berikut ini.
Bahan-bahan
•Kulit sapi 1 kg
• Bawang putih ¼ ons
• Garam ½ ons
• Gula ¼ ons
• Air kapur secukupnya
Proses Pembuatan
• Rendam kulit sapi dalam air kapur selama 48 jam, lalu keroklah (hilangkan) bulu-bulunya dengan pisau. Kulit yang sudah bersih lalu dijemur dengan membentangkannya (lihat gambar). Bila sudah kering potonglah kulit dengan gunting besar dengan ukuran 3 cm × 5 cm atau sesuai selera. Ingat, potongan juga mempengaruhi penampilan kerupuk yang akan berpengaruh pada daya tarik konsumen.
• Haluskan bawang putih, garam, dan gula. Lalu rebuslah potongan kulit dan tambahkan bumbu yang sudah dihaluskan tadi. Biarkan sampai kulit masak (tandanya kulit tampak transparan). Angkat dan tiriskan, lalu jemur sampai kering.
• Kerupuk rambak mentah siap digoreng. Penggorengan tahap pertama dilakukan di atas api kecil (minyak jangan sampai mendidih/bergejolak) hingga kerupuk agak mekar lalu angkat dan tiriskan.
• Penggorengan tahap kedua dilakukan di atas api besar sehingga minyak goreng mendidih/bergejolak. Penggorengan di atas api besar ini untuk menghasilkan kerupuk yang matang dan mekarnya optimal.
• Setelah mekar dan matang, angkat lalu tiriskan. Setelah dingin, kerupuk rambak siap dikemas dan siap dipasarkan.
Catatan:
Untuk mendapatkan kulit sapi, anda bisa menghubungi RPH (rumah potong hewan) setempat yang bersertifikat dan tepercaya kehalalannya (lihat kembali Kiat Memilih Daging yang Sehat dan Halal pada Edisi 6 Th. 1).
Pekan-pekan Terakhir Kehamilan dan Persiapan Melahirkan
Ditulis oleh al-Mawaddah di/pada 21 Nopember, 2008
Penulis : Ummu Wildan R. Ayu T. Ulandari, A.Md.Keb.
Ini adalah masa-masa mendebarkan yang dinanti-nanti oleh pasangan suami isteri. Tak jarang ini menjadi momentum paling menegangkan dan mencemaskan bagi pasangan muda yang menanti anak pertama.
Dimulai pada usia kehamilan 37 pekan
Pada usia ini bayi sudah dikatakan aterm atau cukup bulan, apabila lahir ia sudah siap karena seluruh fungsi organ tubuhnya sudah bisa matang untuk bekerja sendiri. Dengan berat ± 2.800 gram, panjang ± 47 cm, dan memiliki rambut kepala yang tumbuh dengan baik, kulit licin dengan bulu-bulu halus dan alat kelamin yang telah matang dan tulang-tulangnya telah berkembang baik. Kepala bayi biasanya telah masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Meski sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang.

Usia 38 pekan
Di usia ini panjang janin lebih dari 47 cm dan memiliki berat badan ± 2.850 gram atau lebih dan peningkatan berat badan ini disebabkan oleh bertambahnya lemak yang tersimpan di bawah kulit. Tubuh menjadi montok dan keriput di mukanya telah hilang. Tulang kepala sudah kian kukuh dan saling merapat, kecuali di bagian ubun-ubunnya.
Pada saat ini sang ibu biasanya mengalami perasaan yang amat cemas menanti kelahiran sehingga akan menimbulkan gangguan emosional. Di waktu seperti saat ini, sang ibu perlu memperbanyak porsi relaksasi.
Usia 39 pekan
Biasanya dokter atau bidan telah siaga jika sewaktu-waktu kehamilan ini sampai lewat waktu, karena jika telah lewat waktu (post term/post date), maka placenta sudah tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan sang bayi, yaitu mensuplai makanan dari ibu ke janin. Penyebabnya ialah penurunan fungsi placenta itu sendiri. Sedangkan kapan persisnya penurunan fungsi ini tidak dapat diprediksi, tetapi bisa dilihat dengan USG maupun uji kesejahteraan janin oleh dokter.
Usia 40 pekan
Dengan berat ± 3.000 gram dan panjang ± 50–55 cm, bayi telah benar-benar siap dilahirkan ke dunia. Tubuhnya licin dan verniks caccosa relatif banyak.
Sejak usia kehamilan 36–37 pekan, ibu telah merasakan desakan bagian terendah janin karena penurunan kepala yang sudah masuk pintu atas panggul atau lightening perut ibu terasa berkontraksi, tegang pada dinding perut, dan mengalami kesulitan dalam berjalan. Selain itu, ibu akan mengalami sering miksi (buang air kecil). Pada hamil tua, kontraksi ini menjadi sering, namun rasa nyeri ringan hanya di bagian bawah saja dan datangnya tidak teratur, durasinya pendek, dan tidak bertambah sakit bila beraktivitas. Jika dilakukan pemeriksaan dalam tidak ditemukan pembukaan jalan lahir ataupun tanda persalinan yang lain (lendir dan darah). Semua gejala di atas sering disebut dengan his permulaan/kontraksi palsu, tanda persalinan sudah dekat.
Namun apabila di akhir kehamilan ibu mengalami hal-hal di bawah ini:
• perut terasa berkontraksi, merasa nyeri pinggang yang menjalar ke depan bersifat teratur, semakin kuat dan jika beraktivitas rasa nyeri semakin bertambah.
• bila dilakukan pemeriksaan dalam terdapat pembukaan jalan lahir, keluar lendir atau darah; pada beberapa kasus terjadi pecahnya ketuban yang menimbulkan pengeluaran cairan dari dalam—meski sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap berarti ibu telah memasuki “masa persalinan”.
Jika ibu masih di rumah tidak usah cemas ataupun tergesa-gesa. Persiapkan diri ibu dan beri tahu suami/keluarga apa yang ibu rasakan saat itu.
Persalinan
Ada beberapa tahapan persalinan yang bisa ibu pelajari, yaitu:
Tahap pertama, terdiri atas tiga fase. Dimulai dengan fase awal atau laten yang ditandai dengan kontraksi yang terjadi berjarak antara 15–20 menit dengan pembukaan jalan lahir 0–3 cm. Dilanjutkan fase aktif yang kontraksinya berjarak antara 3–5 menit dan pembukaan antara 4–8 cm. Suatu fase yang disebut transisi terjadi dengan pelebaran 8–10 cm, pada akhir tahap ini penipisan serviks antara 0% sampai 100%.
Tahap kedua, dimulai ketika serviks telah sepenuhnya membuka (10 cm) dan dirasakan oleh ibu adanya dorongan untuk mengejan. Tahap ini diakhiri dengan kelahiran bayi.
Tahap ketiga, yaitu setelah bayi lahir sampai terlahirnya placenta/ari-ari. Biasanya terjadi antara 3–5 menit setelah kelahiran bayi. Oxitosin biasanya digunakan untuk membantu proses pengeluaran placenta pada tahap ini.
Peran Suami di Saat Persalinan
Apa yang bisa suami lakukan di saat persalinan?
• Memberikan semangat, dukungan, dan menjaga agar ibu memperhatikan teknik pernafasan.
• Memberikan bantuan fisik dengan menyangga ibu pada posisi yang telah dianjurkan dokter/bidan, memberikan dukungan dengan memegang tangan ibu saat ibu merasakan sakit.
• Mengurut dan mengelus punggung ataupun pinggang ibu untuk dapat mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan.
• Kehadiran suami yang senantiasa ada di samping ibu saat melahirkan akan membangkitkan semangat dan tenaga ibu yang ibu rasakan mulai menurun.
Tempat Persalinan
Yang terakhir, ada beberapa tambahan pengetahuan untuk ibu dan suami sebelum ibu memutuskan tempat persalinan.
1. Rumah sakit
Seorang wanita hamil dan suaminya biasanya berkeinginan mendapatkan lingkungan nyaman dan mengembangkan praktek-praktek/konsep terbaru tentang kelahiran.
Masih ada beberapa rumah sakit yang mempunyai peraturan ketat mengenai persalinan, pendamping, maupun pengunjung yang diizinkan menemani ibu dalam kelahiran bayi. Namun demikian, apabila anda seorang ibu yang berisiko tinggi, ada mungkin harus melahirkan di rumah sakit.
Kunjungi tempat persalinan/rumah sakit yang menjadi pilihan ibu dan ajukan pertanyaan mengenai kebijakan rumah sakit tentang kelahiran bayi, juga tentang ahli-ahli yang menangani ibu dan bayi. Tanyakan pula bisakah anda, suami, dan bayi anda bersama dalam satu ruangan. Sesering mungkin, tanyakan pula tentang lama kunjungan ataupun fasilitas lain.
2. Rumah bersalin
Rumah bersalin adalah fasilitas di luar rumah sakit yang berdiri sendiri, yang menawarkan persalinan sendiri dan berpusat pada keluarga. Biasanya rumah bersalin mempunyai staf ahli/profesional yang berlisensi dan bidan bersertifikat. Di rumah bersalin, karena berpusat pada keluarga, mereka juga menyarankan keluarga dan suami menjadi pendamping atau hadir pada saat persalinan. Pihak rumah bersalin juga mengizinkan ibu serta bayi pulang setelah 12–24 jam pasca persalinan. Biayanya relatif, tergantung proses dan lamanya anda di rumah bersalin.
3. Persalinan di rumah
Sebagian ibu-ibu lebih menyukai melahirkan di tempat yang telah dikenalnya, boleh jadi lantaran akan memberi perasaan nyaman karena dihadiri oleh keluarga dan kerabat yang tidak dapat dibandingkan dengan tempat manapun. Boleh saja seorang ibu melahirkan di rumah, namun ada hal-hal yang perlu anda pertimbangkan, antara lain:
• Tanyakan dan pastikan pada dokter/bidan anda bahwa kehamilan anda normal dan tidak ada komplikasi yang menyertai.
• Pastikan anda mengerti kekurangan dan kelebihan melahirkan di rumah.
• Pastikan anda mengetahui kemampuan penolong persalinan yang telah anda pilih.
• Pastikan anda telah mengetahui prosedur persalinan yang aman dan bersih.
• Pastikan ruangan anda nyaman, bersih, dan hangat, karena bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu badannya saat kelahiran.
Mudah-mudahan ulasan di atas dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca dan mampu diterima dengan baik.